Rabu, 19 Februari 2014

Inspirasi



Inspirasi
Sebagai pencari berita atau wartawan, setiap harinya aku harus mengelilingi sudut demi sudut daerah dimana aku ditugaskan sekarang, yakni Kabupaten Balangan yang bergelar Bumi Sanggam. Kerena baru saja dimekarkan pada awal tahun milenium lalu, membuat daerah ini lumayan sepi dari aktivitas lantaran belum terlalu banyak pembangunan yang dilakukan.
Seperti hari-hari biasa, tidak ada hal baru yang kulakukan pada hari ini, selain menemukan berbagai kasus dan melihat berbagai penderitaan masyarakat korban dari kebijakan - kebijakan yang dibuat pemangku kepentingan. Terlepas dari itu, aktivitasku hanya mengulang kegiatan yang sama dari hari sebelumnya, mencari berita, mengirimnya melalui email kepada redaktur dengan deadline pukul 16.00 Wita. Setelah itu, waktuku nyaris ku habiskan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, diluar dari shalat, membaca Alquran, buku sembari sesekali menghubungi pujaan hati via telepon atau SMS.
Usai mengirim berita ke redaktur di warung internet, seperti biasa aku browsing sebentar menelusuri dunia maya untuk sekedar mencari artikel-artikel bagus untuk dibaca di kamar berukuran 2 x 2, my kost sweet kost. Tidak seperti biasanya, hampir satu jam lebih berada di depan layar komputer, aku tidak menemukan sesuatu yang menarik yang bisa membuatku lebih rileks, mungkin karena sedang jenuh atau lelah.
Bosan browsing di google, aku kemudian membuka halaman baru pada tampilan layar persegi empat yang ada di depanku. Tanpa diperintah, jari-jemariku dengan lincah mengetik satu kata "facebook". Yah, tidak ada salahnya membuka akun jejaring sosial yang sudah lama tidak kubuka tersebut.
Lama tidak membuka jejaring ini, banyak hal baru bersifat lama yang kutemui, seperti tampang kawan-kawanku sewaktu kuliah di Universitas Islam Kalimantan (Uniska) yang dengan narsis meng-upload fotonya, serta hal gokil lainnya yang membuat aku merasa lebih rileks, senang hingga senyum-senyum sendiri.
Bahkan, rasa haru seketika muncul dalam dadaku  dan membuatku terpaku seakan terbang ke alam masa lalu saat melihat beberapa foto yang di-upload teman-temanku itu, foto disaat kami melakukan kegiatan sosial bersama-sama di salah satu organisasi di kampus, foto saat kami turun ke jalan dan seperti berada di garda terdepan untuk memperjuangkan nasib r akyat pinggiran yang tidak merasakan keadilan.
Mouse terus ku gerakkan ke arah bawah, hingga kutemui sebuah tautan dari temanku sewaktu bersekolah di pondok Darul Hijrah Putra Martapura dulu yang dia kirimkan ke dinding akun facebook-ku, tautan yang berjudul Derap Langkah Anak Rimba, sebuah kutipan singkat yang memaparkan dua orang anak desa yang sangat akrab.
Tautan tersebut dikirimkan oleh sahabatku Ahmad Jayadi. Lantaran tempat tinggalnya yang berada di pelosok kampung, tepatnya sebuah kampung yang berlokasi di sudut utara provinsi Kalimantan Selatan, kami pun sering memanggilnya dengan sebutan Al Qarawy yang artinya orang kampung. Kendati tinggal di pelosok, berkat kegigihan dan ketulusannya dalam menuntut ilmu, sekarang dia sedang melanjutkan pendidikan S1-nya di Negeri padang pasir yang selalu ku impikan bisa kesana, yaitu negeri Saba’ Yaman yang ceritanya telah di abadikan oleh Allah ‘Azzawajalla dalam Alqur’an dan menjadi salah satu nama surah, negeri dimana ratu Balqis pada ratusan abad yang lalu melebarkan sayap kekuasaannya.
Entah mengapa setelah membaca tautan yang dikirimkan oleh sahabatku itu hatiku semakin bergetar, seakan ada sesuatu yang aneh mengalir menelusuri aliran darahku, aku merasa berhutang budi pada masa laluku yang selama ini seakan sudah kulipat, kugulung dan buang, sehingga tak pernah terpikir olehku untuk membuka kembali masa-masa itu. Akupun menghujat diriku sendiri yang telah beranggapan bahwa masa lalu hanyalah sebuah kisah yang tak berarti lagi untuk dikenang di masa kini dan di masa maupun masa yang akan datang. Sekarang aku sadar bahwa sejatinya masa-masa itulah yang harus kutengok dan pelajari kembali, sekadar sebagai ajang evaluasi diri dan pembelajaran agar hidup ini bisa belajar dari sebuah pengalaman, dan menjadi lebih baik pada masa depan.
The best teacher is experience
Terinspirasi dari tulisannya itu, aku kemudian kembali membuka halaman baru dari layar komputer dan mencoba mengisi blog-ku yang juga sudah lama tidak kuisi dengan tulisan-tulisan. Aku ingin menjadikan memori-memori masa lalu yang terlintas dipikiranku ini tercurah menjadi susunan kata-kata yang bisa kuabadikan dan cerita yang kelak akan dibaca oleh anak, cucu, buyutku dan bagi siapapun yang ingin membacanya agar menjadi pembelajaran, disamping juga sebuah kenangan hidup yang bisa aku buka dan nikmati setiap saat...
***

0 komentar:

Posting Komentar