About Me

Assalamualaikum wr wb...
Pertama-tama, marilah kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang terus memberikan kita nikmat berupa iman ihsan dan Islam, nikmat berupa kesehatan, limpahan rezeki agar menjadi motivasi yang membuat kita belajar dan terus belajar dalam hidup ini.
Jazakumullah khairan katsira kepada para pembaca yang telah mampir dan membuka kumpulan tulisan dalam blog saya yang saya sendiri tidak tau harus mendiskrifsikan blog ini membahas mengenai apa, biografi? novel? atau kah hanya sekumpulan tulisan usang. Entahlah, yang terpenting, ungkapan terimakasih tentunya selalu mengalir kepada kalian yang sudah bersedia membaca setiap postingannya, walaupun masih banyak sesuatu yang lebih berharga yang dapat kalian lakukan setiap detiknya.
Alhamdulillah jika ada beberapa motivasi dan manfaat yang dapat diambil dari setiap kata-kata dan kalimat yang saya hadirkan dalam blog ini, atau sekedar membuat pembaca sedikit terhibur, maka hal itu adalah sebuah penghargaan terbesar bagi saya.
Tak ada yang sempurna didunia ini, begitu juga dengan tulisan yang ada dalam blog ini, karena saya juga manusia biasa, yang kadang semringah bila kebaikan memihak saya, namun kadang juga marah dan berontak bila ada sesuatu yang berlawanan dengan hati saya, mudah-mudahan kedewasaan dan sifat baik selalu menyelimuti hati dan pikiran kita semua. Amin!!
Sebelumnya perkenalkanlah, nama lengkapku yang tertera di akta kelahiran adalah Wahyudi, dan namun setelah masuk pondok pesantren namaku diganti oleh ustadz menjadi Muhammad Wahyu. di kalangan teman-teman biasanya aku lebih akrab dipanggil Yudi, sebuah nama panggilan yang sering kita dengar di kalangan pengusaha, pejabat bahkan hingga di kalangan artis-artis papan atas, nama-nama dari kaum elit dikalangan kasta tertinggi.
Tapi bukan teman, salah kalau kalian berpikiran seperti itu, aku hanyalah seorang laki-laki sederhana yang terus beranjak dewasa untuk mengayuh kehidupan yang setiap saatnya penuh dengan misteri dan kejutan-kejutan baik itu kejutan berupa kesenangan maupun kesedihan, sampai nantinya aku brjumpa dengan malaikat maut. untuk itu, aku harus belajar menyusun teka-teki hidupku agar menjadi lebih terarah atau tak jelas sama sekali, karena kelak semuanya harus dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.
aku mencoba menyusun masa depanku dari bangku Sekolah Dasar Negeri Bahtera Desa Manarap Baru, sebuah sekolah yang hanya mempunyai tidak lebih dari sembilan orang murid di setiap kelasnya, bahkan kurang dari angka itu.
Selesai menempuh masa pendidikan selama enam tahun di SDN Laskar pelangi tersebut, aku kemudian melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsnawiyah Negeri Handil Jatuh, akan tetapi, karena terlalu jauh dari rumah, aku pun pindah ke SLTP 3 Manarap Tengah dan menempuh pendidikan selama tiga tahun, wajib belajar yang dipatok pemerintah hanya sembilan tahun pun aku sudah ku selesaikan.
Kualitas pergaulan pada saat itu yang dengan sangat mudahnya menjerumuskan anak-anak generasi muda ke arah yang salah, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Darul Hijrah Martapura. Karena aku harus beradaptasi dengan pembelajaran pondok, maka terpaksa aku memerlukan waktu empat tahun baru bisa menyelesaikan sekolah Madrasah Aliah atau setara dengan SMA.
Keterbatasan biaya sempat membuatku tidak bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi, namun karena rasa hausku akan ilmu akhirnya membuatku nekat mencari kerja sebagai buruh serabutan di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perlatan rumah tangga. Uang terkumpul, aku kemudaaian mendaftar di Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al Banjary. Kuliah yang harusnya bisa ku tempuh dengan waktu 3,5 tahun harus ku selesaikan selama 5 tahun lantaran aku harus terminal kuliah yang lagi-lagi akibat permasalahan dana, terlepas dari itu, masa-masa kuliah juga ku lalui dengan menyenangkan lantaran aku aktif di berbagai organisasi kampus.
lulus kuliah aku sempat menganggur satu tahun sebelum mendapatkan kerja sebagai buruh tinta (wartawan) di salah satu media cetak terbesar di Kalimantan Selatan, Radar Banjarmasin. Kecintaanku terhadap pekerjaan ini membuatku betah dan tidak mau ke lain hati lagi hingga sekarang...

0 komentar:

Posting Komentar