Jumat, 14 Februari 2014

Cerita Konyol di 14 Februari

Cerita Konyol 14 Februari.
14 Februari ya...? Wew, jadi ingat kejadian sembilan tahun yang lalu. Kejadian yang menurutku konyol dan sedikit menggelitik.
Ceritanya tu begini, waktu itu aku baru lulus SMA dan baru punya pacar, ku pertegas lagi dan baru punya pacar, atau pacar pertama gitu. He he he.
Hubungan kami bisa dikatakan long distance relationship (LDR), aku di Banjarmasin, sedangkan cewekku di sisi kota yang lain, yaitu Banjarbaru. Layaknya cewek-cewek yang lain, pada hari itu yang tepat tanggal 14 Februari 2006 (kalo ga salah) dia minta dikasih cokelat. Sebagai cowok yang sayang dan cinta sama ceweknya (cie ciee), akupun bela-belain pergi ke Banjarbaru yang berjarak sekitar 40 KM.
Masalahnya, waktu itu aku belum punya sepeda motor sendiri, kalau mau bepergian biasanya selalu minjam motor kakak atau teman yang kebetulan motornya tidak terpakai atau nganggur.
"Ka, minjam motor dong,"
"Mau kemana?," tanya kakaku Yadi.
"Ke Banjarbaru jenguk pacar yang lagi di rumah sakit," glek!!!.
"Waduh, bagaimana ya, kayanya tidak bisa Yud, soalnya hari ini kakak mau tidur seharian, malam tadi begadang," ujarnya lagi.
Hmmmh, memang kalau tidur pakai motor?
Ya pada intinya dia ga bisa minjamin motor.
Beruntung, pada saat aku sedang galau-galaunya, ada SMS teman masuk yang ngajakin pergi ke kampus barengan. Otomatis tawaran itu ku terima dengan senang hati.
Setelah temanku yang bernama Iwan tadi menjemputku, kamipun pergi ke kampus kemudian mengikuti proses transfer ilmu dari dosen yang tidak pernah bisa masuk ke dalam kepalaku, lantaran dosennya hanya ngomong dan sibuk sendiri dengan papan tulis yang ada di hadapannya seperti tidak ada mahasiswa di dalam lokal.
Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 Wita, tandanya perkuliahan sudah selesai. Aku yang sebelumnya berpikir Iwan bisa meminjamkan motor, ternyata ada keperluan mendadak yang mengharuskannya segera pulang ke rumahnya. Tinggallah aku sendirian terpenjara di kampus, jangankan pergi ke Banjarbaru, pulang ke rumah saja aku bingung. Sementara itu, waktu terus berjalan dan sudah menunjukkan pukul delapan malam.
Seperti malaikat yang datang kesiangan, dari jauh aku liat sesosok laki-laki memakai baju warna putih, ternyata oh ternyata dia adalah... Jeng jeng jeng... Amat, sepupuku yang datang ke kampus untuk menjemputku. He he he.
Aku pun bergegas memberitahu Amat mengenai niatku yang ingin pergi ke Banjarbaru, ember bersambut gayung Amat bersedia menemaniku. Mesin motor dihidupkan, gas diputar, kami meluncur menuju Kota Idaman Banjarbaru.
Malang tak bisa dihindari,baru setengah perjalanan ban sepeda motor kami bocor, untungnya masih ada tukang tambal ban yang membuka praktek di tepi jalan, padahal jarum jam sudah sampai pada angka sembilan. Karena takut kemalaman, ban dalam yang bocor kami ganti dengan yang baru sehingga tidak perlu menunggu lama seperti menambal ban yang bocor.
Perjalanan kembali kami lanjutkan. Memang hari yang sial, baru lima kilometer sepeda motor kami menggertak aspal, dia kembali harus terhenti karena rantainya putus, alamat cintaku yang juga akan putus. Hahay. Nasib, nasib...
Setelah melalui berbagai rintangan dalam memperbaiki rantai sepeda motor Honda Supra X, sembari berharap perjalanan kali ini lancar kami melanjutkan perjalanan. Alhamdulillah, tepat pukul 00.00 Wita kami sampai di depan rumah Ervika Septiana, pujaan hatiku kala itu. Hehehe.
Namun apa daya, puluhan kali telepon dan belasan kali Short Message Service ku tidak kunjung dibalas oleh Vika, panggilan akrabnya. Dengan sedikit rasa bersalah dan kecewa, tanpa pikir panjang coklat yang kubawa tadi kutaruh di dalam got depan rumahnya. Alamaaaak, tidak ada tempat lain lagi ya, niat ngasih ga sih...??#*$@.

Tanpa ku lanjutkan ceritanya kalian pasti sudah bisa mengira apa yang terjadi selanjutnya pada hubungan kami. Elo Gue End...

0 komentar:

Posting Komentar