Inspirasi
Sebagai
pencari berita atau wartawan, setiap harinya aku harus mengelilingi sudut demi
sudut daerah dimana aku ditugaskan sekarang, yakni Kabupaten Balangan yang bergelar
Bumi Sanggam. Kerena baru saja dimekarkan pada awal tahun milenium lalu,
membuat daerah ini lumayan sepi dari aktivitas lantaran belum terlalu banyak
pembangunan yang dilakukan.
Seperti
hari-hari biasa, tidak ada hal baru yang kulakukan pada hari ini, selain
menemukan berbagai kasus dan melihat berbagai penderitaan masyarakat korban
dari kebijakan - kebijakan yang dibuat pemangku kepentingan. Terlepas dari itu,
aktivitasku hanya mengulang kegiatan yang sama dari hari sebelumnya, mencari
berita, mengirimnya melalui email kepada redaktur dengan deadline pukul 16.00
Wita. Setelah itu, waktuku nyaris ku habiskan untuk hal-hal yang tidak
bermanfaat, diluar dari shalat, membaca Alquran, buku sembari sesekali menghubungi
pujaan hati via telepon atau SMS.
Usai
mengirim berita ke redaktur di warung internet, seperti biasa aku browsing sebentar
menelusuri dunia maya untuk sekedar mencari artikel-artikel bagus untuk dibaca
di kamar berukuran 2 x 2, my kost sweet kost. Tidak seperti biasanya, hampir satu
jam lebih
berada di depan layar komputer,
aku tidak menemukan
sesuatu yang menarik yang bisa membuatku lebih rileks, mungkin karena sedang
jenuh atau lelah.
Bosan
browsing di google, aku kemudian membuka halaman baru pada tampilan layar
persegi empat yang ada di depanku. Tanpa diperintah, jari-jemariku dengan
lincah mengetik satu kata "facebook". Yah, tidak ada salahnya membuka
akun jejaring sosial yang sudah lama tidak kubuka tersebut.
Lama
tidak membuka jejaring ini, banyak hal baru bersifat lama yang kutemui, seperti
tampang kawan-kawanku sewaktu kuliah di Universitas Islam Kalimantan (Uniska)
yang dengan narsis meng-upload fotonya, serta hal gokil lainnya yang membuat
aku merasa lebih rileks, senang hingga
senyum-senyum sendiri.
Bahkan, rasa haru seketika muncul dalam
dadaku dan membuatku terpaku
seakan terbang ke alam masa
lalu saat melihat beberapa foto yang di-upload teman-temanku itu, foto
disaat kami melakukan kegiatan sosial bersama-sama di salah satu organisasi di
kampus, foto saat kami turun ke jalan dan seperti berada di garda terdepan
untuk memperjuangkan nasib r akyat pinggiran yang tidak merasakan keadilan.
Mouse
terus ku gerakkan ke arah bawah, hingga kutemui sebuah tautan dari temanku sewaktu bersekolah
di pondok Darul Hijrah
Putra Martapura dulu yang dia kirimkan ke dinding
akun facebook-ku, tautan yang
berjudul Derap Langkah Anak Rimba, sebuah
kutipan singkat yang memaparkan dua orang anak desa yang sangat akrab.
Tautan tersebut dikirimkan oleh sahabatku Ahmad Jayadi. Lantaran tempat
tinggalnya yang berada di pelosok kampung, tepatnya sebuah kampung yang berlokasi di sudut utara provinsi Kalimantan Selatan, kami pun sering
memanggilnya dengan sebutan Al Qarawy yang artinya orang kampung. Kendati tinggal di
pelosok, berkat kegigihan dan ketulusannya dalam menuntut ilmu,
sekarang dia sedang melanjutkan pendidikan S1-nya di Negeri padang
pasir yang selalu ku impikan bisa kesana, yaitu negeri Saba’
Yaman yang ceritanya telah di abadikan oleh Allah ‘Azzawajalla dalam Alqur’an dan menjadi salah
satu nama surah, negeri
dimana ratu Balqis pada ratusan abad yang lalu melebarkan sayap kekuasaannya.
Entah mengapa setelah membaca tautan yang dikirimkan oleh sahabatku
itu hatiku semakin
bergetar, seakan ada
sesuatu yang aneh mengalir menelusuri aliran darahku, aku merasa berhutang budi
pada masa laluku yang selama ini seakan sudah kulipat, kugulung dan buang, sehingga tak pernah terpikir
olehku untuk membuka kembali masa-masa itu. Akupun menghujat diriku sendiri
yang telah beranggapan bahwa masa lalu hanyalah sebuah kisah yang tak
berarti lagi untuk dikenang di
masa kini dan di
masa maupun
masa yang akan datang.
Sekarang aku sadar bahwa sejatinya masa-masa itulah yang harus kutengok dan
pelajari kembali,
sekadar sebagai ajang evaluasi diri
dan pembelajaran agar hidup ini bisa belajar dari sebuah pengalaman, dan menjadi lebih
baik pada masa depan.
The best teacher is experience
Terinspirasi dari tulisannya itu, aku kemudian
kembali membuka halaman baru dari layar komputer dan mencoba mengisi blog-ku
yang juga sudah lama tidak kuisi dengan tulisan-tulisan. Aku ingin
menjadikan memori-memori masa
lalu yang terlintas dipikiranku ini tercurah menjadi susunan kata-kata yang bisa kuabadikan
dan cerita yang kelak akan dibaca oleh anak, cucu, buyutku dan bagi
siapapun yang ingin membacanya agar menjadi pembelajaran, disamping
juga sebuah kenangan hidup yang bisa aku buka dan nikmati setiap saat...
***